Tulisan
ini terinspirasi setelah saya menonton tayangan negeri 5 menara, mungkin sudah
yang kesekian kalinya saya memutar film ini. Bukan karena saya begitu tertarik
melihat sesosok Alif si photografer yang cerdas itu, Namun karena film
ini adalah sebuah film yang mengisahkan tentang kegigihan para shohibul menara
yang memiliki visioner dan cita-cita yang tinggi dalam menaklukkan dunia. saya rasa film ini sudah tak asing lagi di
mata teman-teman semua.
“kamu
bisa merubah dunia hanya dengan kata-kata”
Itu adalah kutipan salah satu scene
film “Negeri 5 Menara” ketika Alif akan mendaftar menjadi seorang Jurnalis di
Ma’hadnya. Nah yang disebut mengubah dunia dengan kata-kata itu tak sepenuhnya
dengan kalimat verbal, karena pada dasarnya kalimat verbal hanya akan terucap
sekali dan selanjutnya akan punah ditelan waktu. Namun saya rasa “dengan
kata-kata” atau pada terjemahan arabnya “bil kalimah” disini lebih
mengerucut pada sebuah tulisan. Dimana dengan sebuah tulisan, kau akan abadi
dan dunia akan lebih mengenalmu.
Guys..
Ibaratkan kita ingin membuat masakan yang enak, kita kan juga harus tau
resepnya, bukan hanya pintar mengupas bawang atau cabe, melainkan bagaimana
cara kita memadukan bahan-bahan tersebut menjadi masakan yang enak. (berasa udah
pinter masak aja, hehe) nah sama juga dengan halnya menulis, terkadang yang
menjadi problematika adalah bagaimana kalau kita belum mampu menulis dengan
baik? (ah, kata siapa...merem sambil nulis A,B,C juga uda mahir kok).
Akhir-akhir
ini saya begitu bersemangat untuk memainkan jari di atas laptop, bermain kata
atas hati yang berbicara. Tapi tak jarang ketika ide di otak saya sedang
meletup-letup justru saya terkendala untuk menuliskannya dengan kekuatan bahasa
maupun diksi yang indah. Akhirnya saya sering membuka artikel atau tulisan
seseorang yang selalu membuat saya tertarik untuk membacanya, ada magic yang
berhasil menyeret saya masuk dalam keindahan kata, serta kerapian tulisannya.
Semisal blog mbak asma nadia, kakek jamil azzaini, dokter berpeci dan mas ervan abu nangim. Hampir setiap hari
saya membaca tulisan terbaru kakek jamil yang memang di posting setiap hari di
web dan tulisan mas ervan juga selalu terbit di blog setiap senin dan kamis.
Banyak hal inspiratif yang dimuat dalam berbagai tulisan itu, dan saya suka.
Mengingat problema menulis tadi, Saya pun makin penasaran dengan resep yang di
pakai oleh mereka.
Akhirnya,
rasa penasaran itu membawa saya pada jurusan “kepo” (istilah yang begitu marak
di kalangan remaja) saya cari tau resep yang dipakai oleh asma nadia, dan yang
saya dapatkan dari wanita penuh semangat, optimis juga humoris ini adalah “semua
dimulai dari niat yang teguh, motivasi, itulah modal awal untuk menjadi seorang
penulis “ namun, terkadang beliau juga seringkali mengalami stagnasi
dalam menulis, sehingga beliau berujar “banyak membaca dan tingkatkan jam terbang
menulis”
Jleb!
ada satu kata yang membuat saya tertegun “membaca”.
Sudah kah kita melakukan hal yang satu ini? Ah rasanya ada sebuah penyesalan
terdalam, tak heran jika tulisan saya masih ecek-ecekan, karena saya pun belum
istiqomah dalam membaca buku. Hal ini membuat saya teringat pada masa SMA, buku
bacaan yang iseng saya pinjam dari perpustakaan sekolah namun berhasil membuat
saya jatuh hati pada pengarangnya. Judul
bukunya “agar bidadari cemburu padamu” karya Ust. Salim A. Fillah.
karya.riyanputra.com. Mengisyaratkan Bahaya (Ketegangan |
Tidak
jauh beda dengan resep dari asma nadia, namun hal yang paling mencengangkan
adalah ketika kelas 5 SD, beliau sudah belajar sejarah, biografi tokoh,
filsafat, dan psikologi. Semua itu beliau pertegas di paragraf-paragraf
selanjutnya bahwa hobi beliau untuk membaca memang begitu dahsyat. Kalau ada
yang pernah baca bukunya Ust. Salim, pasti heran banget itu buku banyak banget
rujukan nya ataupun pengarang yang beliau kutip. Sejak duduk di sekolah
menengah, beliau sudah aktif sekali menulis artikel-artikel meskipun
kenyataannya artikelnya tidak pernah ada yang dimuat media maupun pernah menang
lomba kepenulisan. Tapi semangat beliau untuk membaca dan menulis sungguh amat
sangat gigih sekali. Tak pernah merasa jatuh. Tetap kokoh dengan semangatnya.
Lagi
lagi hati ini tertegun, mengingat zaman kelas 5 SD saya yang jauh berbeda
dengan beliau. ah, mungkin teman-teman
paham apa yang saya lakukan. Saya lebih banyak disibukkan dengan bermain game
super mario, boneka barbie atau lebih banyak menghabiskan waktu berlibur dengan
teman sebaya. Kalaupun harus membaca, ya paling-paling sebatas pelajaran
sekolah yang di baca abis shubuh. Sangat berbeda dengan sosok beliau, padahal
sama-sama SD yah, Cuma hoby nya aja yang berbeda. Padahal kalo di ingat dari
kelas 1 SD, orang tua saya sudah berlangganan majalah bobo dengan tujuan
melatih minat baca anaknya. Yah ujung-ujungnya yang dibaca hanya sekedar komik
bergambar bona, ataupun cerpen yang memuat gambar lucu, setelah itu juga jadi
sampah atau kertas yang dilipat berbentuk perahu. Hehe gak beres kan?
Lalu
terlintas dalam pikiran saya, apa kabar anak kelas 5 SD sekarang? Apa kabar
pemuda sekarang? Sudahlah! cukup menjadi muhasabah bagi saya dan teman-teman
semua. Yang jelas, saya berjanji akan mengarahkan anak saya kelak untuk
memprioritaskan waktunya dengan membaca. Jangan sampai mengulang sejarah kelam
dari bunda nya ini, lalu inti dari pembicaraan saya yang cukup panjang ini
adalah “MEMBACA ITU PENTING” bukankah wahyu pertama yang allah turunkan kepada
nabi muhammad adalah “iqra” BACALAH !. Dari membaca, teman-teman akan memiliki banyak hal, semakin banyak
membaca maka semakin banyak hal yang teman-teman punya dan orang lain tak
punya. Hidup ini persaingan, dan dunia hanya mau menerima orang-orang terbaik,
serta salah satu upaya untuk menjadi orang terbaik adalah dengan membaca. Tak
peduli bacaan apapun itu, yang pasti positif dan bermanfaat. Dari membaca nanti
kita akan lebih sedikit naik level yang lebih tinggi, yakni menulis. Karena
menulis tanpa membaca adalah omong kosong dan membaca tanpa menulis adalah
kerugian. Tulisan yang baik adalah tulisan yang memiliki kekuatan besar baik
dalam gaya bahasa, diksi, ataupun kekuatan untuk membawa pembaca masuk dalam
nuansa tulisan, dan tak dapat dipungkiri penulis yang seperti ini harus banyak
sekali memiliki refrensi bacaan.
START NOW GUYS...!
“ngak harus kaya untuk bisa travelling ke berbagai
negara.
Tapi buat dirimu berdaya. Isi waktumu dengan berprestasi
dan membangun eksistensi.
Jilbab bukanlah pembatas mimpi”
_Asma Nadia_
27 November 2013
Ditulis oleh gadis bergamis ungu, KKI 2012