FA FIRRUU
ILALLAH!
(oleh: Dini
Fitrah Eristanti)
“Fa firruu ilallah”—sudah
hafal dengan kalimat perintah tersebut? itulah potongan ayat dalam surah
Az-Zariyat ayat 50 dalam kitab Peringatan-Nya. Begitu saya membaca kalimat ini
rasanya ada magnet yang mendorong saya untuk membaca terjemahannya. Oh
rupanya..”maka bersegeralah kembali (mentaati) Allah”. Dengan
spontan saya langsung mengucapkan kepada teman yang baru saja pulang dari
kampus, dan hendak mendirikan shalat maghrib, ia sudah memakai mukena dan
menghamparkan sajadah, “Mus, fa firruu ilallah!”. Responnya? Sedikitpun
Mustika tak menoleh, ada rasa sedikit kecewa sih.. tapi terobati karena ia
segera mengangkatkan tangan dan “Allahu Akbar”, suaranya lirih. Dalam benak
saya, “Oh Mustika udah paham tho”, lanjut membaca terjemahan ayat lainnya.
Usai
salam ia langsung bertanya pada saya, “Eh Din, tadi kamu bilang apa sebelum aku
shalat?” nadanya yang selalu antusias kalau bertanya dan serius. (Hadew -_-
kirain udah paham :D). “Fa firruu ilallah!” sambil setengah mengacungkan
telunjuk. Hehe. “Artine opo e?” tambah antusias. Segera saya cek ulang
kalau-kalau ada yang salah, ”maka bersegeralah kembali (mentaati) Allah,
Mus..”. “Oh jadi kamu nyuruh aku kembali kepada Allah setelah pulang dari
kampus?” senyumnya menyeringai. “Eh, bukan aku yang nyuruh lah, Mus… Udah jelas
Allah yang nyuruh langsung…”, nada so’ tegas. “Iya e Din, berarti dalam keadaan
apapun kita harus tetap kembali pada Allah ya, lagi capek, lagi sedih, lagi
seneng, ah pokonya dalam keadaan apapun”. “hehe..siipp banget, Mus”, giliran si
jempol yang diacungkan.
Nah,
ini nih yang sering kita abaikan. Begitu banyak kalimat peringatan yang Allah
Swt. tujukan kepada kita melaui media komunikasi-Nya, Al-Qur’an, tapi kita tak
menggubris sedikitpun untuk menjalankan perintah-Nya Yang Agung. Tagihan biaya
sekolah, tagihan listrik, tagihan kreditan, dsb justru sering kali menempati
posisi lebih utama untuk ditanggapi dibandingkan dengan peringatan dari Sang Maha
Pemberi itu semua. Kita justru membenturkan diri pada dalih-dalih bandel,
“Kalau nggak segera saya lunasi kan nanti dikeluarkan dari sekolah. Kalau nggak
cepet-cepet dibayarkan kan malu sama tetangga. Bla, bla, bla :p”. Wah, berasa
semuanya emergency banget alias kepepet.
Biar
Allah yang urus, boss.. bukankah segala urusan itu datangnya dari Allah?
Setelah kita berdo’a dan berusaha kan eksekutornya Allah… serahkan semuanya
pada Allah, bukan kepada tetangga yang siap minjemin duit. Hehe..
penjaminannya kan juga telah disebutkan berkali-kali, “Dialah Yang Maha
Pemberi”.
Tidak
sembarang lho Allah melontaran kalimat peringatan-Nya. Peringatan-Nya tentang
apapun dalam Al-Qur’an dilatarbelakangi oleh ulah kaum-kaum yang sudah terlewat
batas, ada Kaum Nabi Nuh yang dibinasakan oleh banjir besar, Kaum Nabi Luth
yang dihujani batu, dan ada juga Fir’aun beserta kaumnya yang ditenggelamkan di
laut Merah atas kesombongannya karena mengaku dirinya sebagai tuhan. Naudzubillah
kalau kita termasuk golongan yang melampaui batas.
Begini,
saat kita dirundung kegalauan maka segeralah perintahkan secara otomatis diri
kita untuk tergerak kembali pada-Nya, berdo’a, curhat sama Allah, minta diberi
petunjuk, kemantapan hati, de el el apapun permintaan kita. Begitupun
saat kita senang, gembira, mendapat kenikmatan, maka segera berucap syukur, “barangsiapa
yang bersyukur maka akan ditambahkan kenikmatannya, barangsiapa yang kufur maka
tunggulah azab yang pedih”. Dengan cara itulah kita tunjukkan ketaatan kita
sebagai seorang hamba yang ‘melek’ atas
peringatan yang Allah lontarkan.
Yuk,
sama-sama kita mulai perhatian atas perhatiannya Allah kepada kita. Jangan
sampai karena begitu congaknya kita karena tak menggubris peringatan Allah
lantas Allah memberi punishment-Nya, berupa kebutaan mata, hati, dan pikiran
kita. naudzubillah min dzalik!
Mustika
bilang, dalam keadaan apapun kita harus tetap kembali pada Allah. Ustadz Yusuf
Mansur bilang, Allah dulu, Allah lagi,
Allah terus. Terkahir, saya bilang, kiblatkan segalanya hanya pada Allah. J
0 komentar:
Posting Komentar