Selasa, 03 Desember 2013

HAKIKAT PRESTASI

www.kopertis3.or.id
Dulu ketika aku menjelma menjadi seorang dewasa, harapanku satu; “ingin sukses berprestasi”. Keberhasilan harus kuraih. Tak peduli berapa ratus liter keringat yang harus ku keluarkan. Yang terpenting adalah aku bisa mendapatkan apa yang aku impikan.
Seiring bertumbuh kembangnya kedewasaan dan cara berpikirku, aku mulai menemukan esensi di balik harapanku dulu; pencapaian kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Ya itulah mungkin hakikat dari prestasi yang ku idam-idamkan. Namun disayangkan naluri manusia berjalan, NALURI BERPRESTASI TANPA BATAS. Kalau dalam bahasa psikologi konvensional, hal ini termasuk pada ranah “power motive” yang di dalamnya terdapat “achievement motive”. Dimana eksekusi menghalalkan segala keanekaragaman cara demi meraih prestasi.
Banyak orang-orang yang menerobos rambu-rambu kemaksiatan demi kebahagian tentatif. Yang penting memiliki prestasi tersohor, walau terkadang tekor. Banyak orang tua yang memaksa anak-anaknya untuk berprestasi (ranking) atau menyogok para guru agar anaknya mendapat prestasi akademik yang tinggi di Sekolah. Banyak para pejabat yang melakukan money politic agar masyarakat memilihnya menjadi pejabat public lalu terkenalah mereka dan banyak uang bahkan saking tidak puasnya mereka melakukan praktek korupsi. Banyak mahasiswa yang mengejar IPK tinggi, mendapat banyak sertifikat agar terkesan rajin, tampil dimana-mana supaya terlihat aktif dll. Astaghfirulloh…Astaghfirulloh. . .Astaghfirulloh. . .

Kesalahpahaman dalam mengartikan prestasi, membuat kita salah dalam bertindak. Mengukur nilai prestasi dari hasil yang nampak. Apabila nampak hasilnya maka prestatif, apabila tidak nampak sesuai dengan harapan maka gagal atau tidak berprestasi. Padahal prestasi yang hakiki tidak sebatas pada puncak pencapaian, tetapi sejak dari niat karena Allah dan selama proses yang diproses dengan ruh syari’ah dan aqidah Islam, maka ketika itu pula sudah bernilai prestasi sebab ketika itu pula Allah Swt memberikan pahala atas segala usahanya, sekecil apapun. Dengan demikian, maka setiap amal perbuatanya adalah “based on” karena Allah Swt, maka sudah masuk dalam ranah amal prestasi hakiki.

Rifni Nurdieni-KKI 2012
gambar ilustrasi diambil dari www.kopertis3.or.id

2 komentar:

  1. Nice Articel ... Keep Blogging ... Nice to meet you ... Be the best but don't fell the best... Visit here too Success Articels

    BalasHapus