Dulu ketika aku menjelma menjadi seorang dewasa, harapanku
satu; “ingin sukses berprestasi”. Keberhasilan harus kuraih. Tak peduli berapa
ratus liter keringat yang harus ku keluarkan. Yang terpenting adalah aku bisa mendapatkan
apa yang aku impikan.
Seiring bertumbuh kembangnya kedewasaan dan cara berpikirku,
aku mulai menemukan esensi di balik harapanku dulu; pencapaian kondisi yang
lebih baik dari sebelumnya. Ya itulah mungkin hakikat dari prestasi yang ku
idam-idamkan. Namun disayangkan naluri manusia berjalan, NALURI BERPRESTASI
TANPA BATAS. Kalau dalam bahasa psikologi konvensional, hal ini termasuk pada
ranah “power motive” yang di dalamnya terdapat “achievement motive”. Dimana
eksekusi menghalalkan segala keanekaragaman cara demi meraih prestasi.
Banyak orang-orang yang menerobos rambu-rambu kemaksiatan
demi kebahagian tentatif. Yang penting memiliki prestasi tersohor, walau
terkadang tekor. Banyak orang tua yang memaksa anak-anaknya untuk berprestasi
(ranking) atau menyogok para guru agar anaknya mendapat prestasi akademik yang
tinggi di Sekolah. Banyak para pejabat yang melakukan money politic agar
masyarakat memilihnya menjadi pejabat public lalu terkenalah mereka dan banyak
uang bahkan saking tidak puasnya mereka melakukan praktek korupsi. Banyak
mahasiswa yang mengejar IPK tinggi, mendapat banyak sertifikat agar terkesan
rajin, tampil dimana-mana supaya terlihat aktif dll.
Astaghfirulloh…Astaghfirulloh. . .Astaghfirulloh. . .
Kesalahpahaman dalam mengartikan prestasi, membuat kita salah
dalam bertindak. Mengukur nilai prestasi dari hasil yang nampak. Apabila nampak
hasilnya maka prestatif, apabila tidak nampak sesuai dengan harapan maka gagal
atau tidak berprestasi. Padahal prestasi yang hakiki tidak sebatas pada puncak
pencapaian, tetapi sejak dari niat karena Allah dan selama proses yang diproses
dengan ruh syari’ah dan aqidah Islam, maka ketika itu pula sudah bernilai
prestasi sebab ketika itu pula Allah Swt memberikan pahala atas segala
usahanya, sekecil apapun. Dengan demikian, maka setiap amal perbuatanya adalah
“based on” karena Allah Swt, maka sudah masuk dalam ranah amal prestasi hakiki.
Rifni Nurdieni-KKI 2012
Nice Articel ... Keep Blogging ... Nice to meet you ... Be the best but don't fell the best... Visit here too Success Articels
BalasHapussip sip
BalasHapus